Minggu, 01 September 2019

El Nida Voice (Grup Vokal Pelajar Pangandaran) Berikan Warna Musik di Kabupaten Pangandaran

Pelajar Pangandaran mampu bersaing dikancah nasional. Ini adalah bukti, bahwa prestasi tidak mengenal latarbelakang pendidikan, ekonomi bahkan kewilayahan. Ini lah dia El Nida Voice, sebuah group vokal yang menyiarkan agama Islam lewat nada dan dakwah.


El-Nida Voice, Grup Syiar dan Dakwah dimotori oleh Yusuf Sidik yang beranggotakan Dini Andriani, Winda Sri Yunita, Alpi Maulia Rahma, Rina Marliani, Titin Aisyah mereka merupakan murid kelas XI, dan XII Madrasah Aliyah (MA) Jamanis Parigi Pangandaran yang dikepalai oleh Samsudin S. Pd., M. M.,. Mereka berhasil menyabet juara II lomba syiar anak negeri yang diselenggarakan oleh Metro TV.



Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata memberikan apresisasi yang sangat besar kepada Nasyid El Nida. Hal ini terlihat dari penyambutan Bupati Pangandaran hingga arak-arakan dari Pangandaran ke kator Setda. Bupati pun memberikan komentar dan motivasi kepada masyarakat, bahwa El Nida Voice harus menjadi motivasi bagi masyarakat Pangandaran untuk berkarya dikancah nasional.

Kini el nida voice kewalahan manggung. Banyak permintaan dari masyarakat dan instansi yang meminta El Nida untuk bernyanyi dan berdakwah dalam event yang diselenggarakan. Dalam seminggu, El Nida Voice bisa manggung sampai enam kali kalau di musim hajatan.

El Nida Voice pun kini memberi warna musik sendiri pada pagelaran acara di Pangandaran. Dalam syukurun nelayan yang diselenggarakan pada tahun 2019, El Nida mendapatkan kesempatan manggung. Ini pencapaian luar bisa, mengingat biasanya syukuran laut ini hanya sebatang pagelaran budaya, kini El Nida memberikan aksen dakwah Islam pada syukuran nelayan.

Kamis, 04 Oktober 2018

Pemilu OSIS Putri SMK Bakti Karya Putaran 1 Berlangsung Alot


OSIS merupakan sebuah organisasi utama pelajar SMP dan SMA. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini biasanya dipimpin oleh seorang ketua dan wakil yang beranggotakan pengurus-pengurus  lainnya. Kepengurusan OSIS dibentuk untuk mengkoordinir tatanan organasisi antar siswa. Seperti halnya ketatanegaraan, sosok pemimpim adalah figur yang mampu menjadi tauladan, menampung aspirasi dan memperjuangkan hak-hak warganya.

SMK Bakti Karya Parigi, pada 04/10/2018 telah terjadi pemilihan OSIS putri. Jika biasanya dalam sebuah sekolah hanya ada satu ketua osis, lain dengan Bakti Karya, kini akan ada dua ketua OSIS, ini dilakukan sebagai bentuk pemisahan OSIS Putra dan OSIS Putri. “One voice one man”, satu orang satu suara, metode pemilihan demokratis ini digunakan oleh TIM KPU (Komisi Pelimilihan Umum) SMK Bakti Karya Parigi.

Ada beberapa partai yang ikut bertandang, mengajukan calon ketua OSIS Putri, yaitu: Dari Partai Nusa Berkarya dengan Nomor 1, dengan nama Paslon  Sofiani dan Siska Mirahasanah. Selanutnya dengan Nomor urut 2 dari parti Cinta Damai, dengan Paslon Reni Ermawana dan Jumidah. Sedangkan Paslon Nomor 3, Anisa'ul Amanah dan Firda Dwi dari partai Indonesia Bersatu.

"OSIS Putri ini hadir sebagai penyeimbang dan menampung aspirasi siswi. OSIS Putri ini mewakili putri, sehingga siswi juga memiliki figur pemimpin OSIS. Harus ada ruang ekspresi bagi putri. Kita akan melihat keunggulan diantara OSIS Putra dan Putri kelak dalam menjalankan program". Ujar Jujun Junaedi selaku asisten pembina OSIS Bakti Karya Parigi.
Sampai saat berita ini ditulis, pemungutan suara masih terus berlanjut. Alotnya perselisihan angka belum bisa dipastikan siapa yang akan keluar menjadi ketua OSIS Putri perdana di SMK Bakti Karya Parigi. Pemilihan akan tetap berlanjut hingga tanggal 05/10/2018 di Aula SMK Bakti Karya Parigi.

Konsolidasi Pemilu OSIS Putri SMK Bakti Karya Parigi


"Pemilihan akan berlanjut besok. Kita lihat saja hasilnya besok. Dan apapun hasilnya semoga terbaik". Ungkap ketua KPU Eman saat ditemui di ruang panitia.

_________________________
Pastikan anda mengikuti terus berita ini, dan dapakatkan manfaatnya.


Red/Herah

Rabu, 03 Oktober 2018

STIT NU Al Farabi Pangandaran Gelar MoU dengan UIN Bandung


Riuh tepuk tangan bergemuruh di Aula STIT NU Al Farabi Pangandaran saat Dr. H. Badrudin, M. Ag. Menjelaskan tentang kurikulum Manajemen Pendidikan Islam berbasis KKNI dengan penuh canda tawa. Materi kurikulum Manajemen Pendidikan Islam disampaikan dengan renyah, gayung bersambut, mahasiswa tertawa, yakin sudah bahwa kuliah di Jurusan Manajemen Pendidikan Islam adalah pilihan tepat.
MoU STIT NU dengan UIN Gunung Djati

Asep Saepurohman, M. M. Selaku ketua STIT NU Al-Farabi Pangandaran membuka kegiatan Review kurikulum manajemen pendidikan islam. Dalam sambutannya ia mengatakan, “Review kurikulum manajemen pendidikan islam ini adalah lompatan STIT NU Al Farabi dalam mewujudkan Visi STIT NU Al Farabi, melahirkan lulusan yang berdaya saing dan kompeten pada bidang manajerial dan administrasi tahun 2022”.




Dalam pemaparan materi, Badrudin mengatakan "MPI ini harus mampu berada dalam peluang dan menciptakan peluang. Proses kreatif dan berpikir maju, membuka ruang kerjasama dan menjembatani kesenjangan masyarakat dengan membuka peluang-peluang usaha baru. Pangandaran sebagai daerah laut tentu mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, mahasiswa dan perguruang tinggi harus responsif pada setiap keadaan atau bahkan dapat berpikir melintasi zaman, namanya juga manajer. Senada dengan perkataan Dr. Badrudin, Yanti Nurdiyanti sebagai Dosen STIT NU Al Farabi mengakatan“Mahasiswa memiliki peran penting dalam pembinaan generasi bangsa, di tangan mahasiswa lah kedepan Indonesia ini berada. Maka STIT NU Al-Farabi berperang penting dalam peningkatan sumber daya manusia di Kab. Pangandaran khususnya. Kita siapkan mahasiswa yang kritis, mempunyai seni kepemimpinan dan tentu profesional dalam manajemen dan admnistrasi” 
MoU STIT NU dengan UIN Gunung Djati

Diskusi masalah ilmu pengetahuan, waktu 24 jam itu seakan kurang. Apalagi kegiatan ini hanya dilaksanakan dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Kini tanggal 03 oktober 2018 menjadi angka cantik bagi mahasiswa, “MPI dan STIT NU Al Farabi Pangandaran adalah kebanggaan bagi saya karena didirikan dan dikelola oleh putra daerah. Tentu ini adalah motivasi bagi saya untuk menjadi pribadi yang unggul” ujar Miftah Ages dalam statemen disela-sela menanyakan tentang ke-MPI-an.

Selain me-review kurikulum MPI STIT NU Al-Farabi, kini STIT NU Al Farabi Pangandaran menggelar MoU dengan UIN Sunan Gunung Djati mengenai Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan dan Pengajaran, Peneltian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang ditandangani masing-masing oleh Kaprodi MPI STIT NU Al Farabi Yayat Hidayat, M. Pd. I., Kaprodi MPI FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Badrudin, M. Ag., Ketua STIT NU Al Farabi Drs. Asep Saepurohman, M. M. dan dekan FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. Tedi Priatun, M. Ag.

Review Kurikulum STIT NU Al Farabi Pangandaran
Penanda tanganan MoU dilakukan di Aula STIT NU Al Farabi. Dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan tamu undangan. Kini, mahasiswa dan steakholder memahami tujuan dan prospek lulusan STIT NU Al Farabi. Mereka juga yakin, bahwa STIT NU Al Farabi prodi MPI akan mampu melahirkan lulusan yang unggul dan profesional dibidangnya. Hal ini senada dengan ungkapan Prasetya salah satu pengelola sekolah di Kab. Pangadaran, “STIT NU Al Farabi telah membuktikan keberadaannya dan saya telah mengakui profesionalisme mahasiswanya di sekolah yang pernah dijadikan tempat pengabdian masyarakat.

Selasa, 02 Oktober 2018

STIT NU Al Farabi Pangandaran Lakukan Pemantapan Kurikulum KKNI

Siapa yang tidak tahu STIT NU AL FARABI PANGANDARAN, kampus pertama di Kab. Pangandaran ini kini sangatlah megah dari segi bangunan dan pemikirannya. Kampus dengan dua prodi Manajemen Pendidikan Islam dan Pendidikan Islam Anak Usia dini kini menjadi primadona bagi lulusan SLTA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

STIT NU AL FARABI PANGANDARAN banyak berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia di Kab. Pangandaran, khususnya dalam pendidikan -umum maupun agama- karakter. Demi melejitkan potensi mahasiswa, STIT NU AL FARABI PANGGANDARAN terus berbenah diri, diantaranya pembenahan kurikulum.

Besok, 3 Oktober 2018, STIT NU AL FARABI PANGGANDARAN akan menggelar seminar umum tentang review kurikulum Manajemen Pendidikan Islam. Kegiatan besok akan diisi oleh pakar kurikulum dari Kab. Pangandaran dan mendatangkan spesialis kurikulum perguruan tinggi dari UIN Sunan Gunung Djati Dr. Badrudin, M. Ag.

Mengkonfirmasi panitia pelaksana, "Kegiatan review kurikulum ini dilaksanan untuk menjamin lulusan STIT NU AL FARABI PANGGANDARAN yang berdaya saing pada bidang manajerial dan administrasi tahun 2020 sebagaimana visi prodi Manajemen Pendidikan Islam. Selain pakar kurikulum, Dosen, Mahasiswa dan steakholder diundang dalam kegiatan ini. Hal ini untuk memastikan konektivitas perguruan tinggi dengan pengguna lulusan" tutur Yanti Nurdiyanti.

Merupakan kewajiban kurikulum perguruan tinggi harus memenuhi standard KKNI. Kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) akan meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi. Kurikulum KKNI memuat kompetensi mata kuliah yang terdiri dari kognitif, psikomotorik, dan afektif atau sikap. Berkenaan dengan itu, dalam rangkaian review kurikulum manajeman pendidikan islam STIT NU AL FARABI PANGANDARAN, STIT NU akan mengadakan MoU (memorandum of understanding) dengan ketua prodi MPI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.
reviwe kurikulum stit nu al farabi pangandaran

Sobirin, PNS Pangandaran terbitkan 6 buku.

Siapa yang tidak kenal Dr. Sobirin di Kab. Pangandaran ini, sosoknya yang ramah dan visioner ini sangat akrab dengan masyarakat. 1 Oktober 1984 Sobirin mengawali karirnya di Kab. Pangandaran sebagai guru SD N III Cibanten kemudian Sobirin menjadi guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Parigi sejak 1 Juli 2013 dan menjadi pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Pangandaran.
18 Agustus 1963 kiranya menjadi spirit tersendiri baginya, spirit untuk mendidik secara langsung maupun tidak langsung, melalui tulisan.



Di tangannya 6 buku telah ia lahirkan, mulai tentang kesusatraan hingga tentang pariwisata dalam bahasa inggris.  Selain itu pemikirannya tersebar dalam buku antologi penulis kondang lainnya.
Ia yang lahir dari keluarga yang  sederhana, dengan latar belakang orang tua yang bekerja sebagai seorang buruh tani di kampung tidak membuat ia kecil hati, justru semua itu menjadi cambuk baginya untuk mejadi pribadi kuat dan pantang menyerah. Ya, bahkan Sobirin pernah menjadi kuli dan pekerja harian lepas semasa kecil hingga remaja. Semua itu justru menjadi modal hidup untuk hidup gemilang sebagaimana pencapaiannya saat ini.

Keluarganya yang sederhana, hanya mampu membiayai sekolah hingga tingkat SLTA, selebihnya adalah perjuangan tanpa lelah yang mengalir dalam pori-porinya.
Kini ia adalah seorang pegawai negeri sipil di Kab. Pangandaran, tapi semua itu tidak menjadikan ia pemalas atau berhenti berkarya. Disela kesibukannya sebagai PNS, dalam waktu luang, di  luar jam kerja ia habiskan waktunya untuk menulis.

2015, Sobirin menerbitkan bukunya yang peetama dengan judul Kepemimpinan Kepala Sekolah Upaya Meningkatkan Kinerja Guru. Demikian tahun 2018 Sobirin meulis antologi puisi dengan judul buku Kututup Tirai.

Senin, 01 Oktober 2018

Unpad beri penghargaan pada Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata

Pendidikan di Pangandaran kian meroket dengan segudang prestasi. Bagaimana tidak, warga Pangandaran mendapatkan pendidikan gratis dari Jeje Wiradinata hingga jenjang SLTA. Selain itu warga Pangandaran yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi mendapat jatah 50% untuk masuk UNPAD Pangandaran.

Berkat kerja keras berdama, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menerima Penghargaan Satya Karya Bakti Padjajaran dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Selasa 18 September 2018. Penghargaan itu diberikan atas komitmennya memajukan pendidikan, dan dedikasinya untuk mendukung pengembangan Unpad di Pangandaran.

Pada Dies Natalis UNPAD Ke-60 UNPAD berikan Penghargaan Satya Karya Bakti Padjajaran pada Jeje Wiradinata.

Jeje dapat penghargaan dari rektor UNPAD


Penghargaan tersebut cetak Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad. Dengan rendah hati Jeje mengatakan via Whats App “Saya sangat tidak menyangka dengan penghargaan yang diberikan oleh Unpad. Dan saya rasa masih belum pantas.

Sejauh ini, Jeje aktif mendukung penuh Unpad di Kabupaten Pangandaran. Jeje yakin, Unpad di Pangandaran tentu akan menghasilkan kemajuan besar bagi Kabupaten Pangandaran.
Sementara itu, Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad dalam sambutannya menjelaskan ada tiga tokoh yang mendapatkan penghargaan. Dua tokoh dari diskusi internal Unpad, dan satu lagi adalah Bupati Pangandaran.

Langkah Bupati Pangandaran, kata Tri Hanggono, cukup penting dalam pengambilan kebijakan, termasuk untuk mendukung pengembangan Unpad di Pangandaran.
“Semoga Penghargaan yang diberikan dapat membantu untuk mengembangkan pendidikan secara luas,” ucapnya.

Minggu, 28 Januari 2018

Ukhuwwah Nisaiyah

Ada tiga kategori ukhuwwah (persaudaraan) Ukhuwwah Islamiyah adalah persaudaraan yang didasarkan atas kesamaan keyakinan keagamaan (Islam). Ukhuwwah Wathaniyyah adalah persaudaraan yang dibangun atas dasar kesamaan kebangsaan. Dan Ukhuwwah Basyariyah adalah persaudaraan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Kategori ketiga ukhuwwah tersebut sesungguhnya hanya memperlihatkan kecenderungan realitas kebudayaan di masyarakat Indonesia dan ketiga kategori tersebut tidak bisa disatukan secara bersamaan tegasnya kategorisasi tersebut tidak dimaknai secara dikotomis. Ini karenanya Islam pada hakkatnya adalah agama kebangsaan dan agama kemanusiaan. Kata yang popular dikalangan kita “ hubb al-wathan min al-iman “ (cinta tanah air merupakan bagian dari iman).
Dengan ini kehidupan manusia dimanapun harus dibangun Dalam relasi kesetaraan, tanpa diskriminasi (perbedaan) atas dasar apapun, manusia pada hakikatnya satu dan bersaudara dengan yang lainnya, mulai dari hubungan keluarga, hubungan umat, dan hubungan kemanusiaan.
Ukhuwwah Nisaiyah
Ukhuwwah Nisaiyah merupakan istilah asing di pendengaran kita, ukhuwwah nisaiyah merupakan persaudaraan atas dasar kesamaan jenis kelamin perempuan. Makna dan maksud disini adalah persaudaraan atau solideritas terhadap nasib dan perjuangan perempuan untuk menemuka kembali hak-hak kemanusiaan yang telah lama terenggut oleh system sosial yang diciptaka manusia.
Mengingat eksistensi perempuan untuk waktu yang panjang masih tenggelam dibawah bayang-bayang sejarah sosial yang terpinggir. Kaum perempuan dimasa itu termarginalisasi dari dialektika kehidupan.kemajuan memang sebagian sudah tercapai namun tetapi budaya partriarkhis sampai saat ini masih tetap menjadi budaya mainstream di kehidupan masyarakat. Bahkan solidaritas sosial terhadap penderitaan perempuan masih rendah dan belum cukup kuat. Gerak dan aktifitas perempuan di ruang public masih dibatasi dan diawasi secara ketat. Demikian juga dengan hak-hak politik/public perempuan yang lain.penampilan peempuan di ruang public dianggap “mengganggu” ini cukup menunjukkan bahwa hak-hak perempuan masih terdiskriminasi oleh sebuah otoritas budaya atau keagamaan.
Sebagaimana Firman Alloh:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah pada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri (entitas) yang satu, dan dari padanya Tuhan menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Tuhan mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh (mempergunakan) yang dengan nama-Nya lah kalian saling tolong menolong dan jagalah silaturrahmi. Sungguh, Alloh Maha Mengawasi.” (Q.S. an-Nisa’:1).
Pernyataan tersebut menegaskan perlunya kita membangun kebersamaan antara laki-laki dan perempuan untuk menata kehidupan bersama, saling medukung, berbagi rasa, berbagi kebahagiaan, dan bersama-sama membangun sikap solidaritas baik dalam ranah kebudayaan, politik, sosial, maupun spiritualitas.
Ukhuwwah Nisaiyah dalam sejarah kehidupan kaum muslimin awal telah muncul sebagai sebuah gerakan. Yang pada saat itu para istri nabi secara bersama-sama datang kepada beliau untuk mempertanyakan hak-haknya terkait segala aktivitas kehidupan bersama. Pernyataan tersebut juga pernah dikemukakan oleh seorang perempuan sahabat Nabi yang lainnya, jelas pernyataan perempuan tersebut menunjukkan pandangan solidaritas seorang perempuan terhadap nasib para perempuan terhadap nasib para perempuan lainnya.
Gerakan Ukhuwwah Nisaiyah dengan begitu menjadi signifikan untuk dilakukkan sebagai bagian dari gerakan Ukhuwwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Basyariyah . maka, Ukhuwawah Nisaiyah bukan hanya sekedar perjuangan perempuan sendiri, melaikan juga perjuangan laki-laki, dan semua yang memiliki komitmen untuk menegakkan kebenaran dan keadilan berdasarkan agama atau nilai-nilai kemanusiaan.
“ Fama ta’arafa minba I’talafa
Wa ma tanakara minha ikhtalaf”
Mereka yang bergabung akan membagi kebersamaan dalam kasih
Mereka yang menolak bergabung akan hancur redam terpisah-pisah
                                          (Hadits Nabi)